Minggu, 08 Januari 2017

Incubator Penetas telur semi otomatis


Affiliate Program Get Money from your Website

Hello semua apa kabar, salam sehat selalu ya.
 saya
perkenalkan peluang Usaha terbaru  Menetaskan telur pakai incubator penetas dengan Pemanas otomatis

 


Bagaimana mesin ini bekerja?
Apakah keuntungannya pakai mesin ini?
Bagaimana analisa keuntungannya?

Mesin ini sebenarnya cukup sederhana, dan saya kira semua bisa menggunakanya ,karena alat pemanasnya bekerja secara otomatis sesuai panas yg kita inginkan karena di dalamnya sdh dilengkapi dengan alat thermostat dan thermometer jadi panas yg sesuai utk menetaskan jenis telur yg akan kita tetaskan dapat dengan mudah kita jalankan, kita hanya cukup menyetelnya sekali saja sesuai panas yg kita inginkan panasnya akan tetap stabil sampai telur unggas yg kita masukan kedalamnya menetas dengan sempurna.


Tetapi tetap cara kerjanya masih dibantu manusia juga. Karena prosesnya harus membolak-balikkan posisi telur itu supaya hangatnya merata. Kita kerjanya membolak-balikkan telur yang ada di dalam mesin tersebut sebanyak 3  kali sehari.

Anak-anak ayam yang sudah menetas bisa dijual langsung. Tetapi sebaiknya tunggu beberapa hari dulu supaya kelihatan agak sehat. Untungnya setelah baru menetas kira-kira 25% dari modal anda membeli telur tadi.

Untuk keuntungan tersebut akan sangat menguntungkan lagi jika anda mempunyai ternak ayam atau itik yang induknya bagus. Anda bisa ambil telurnya tanpa harus membeli. Jadi keuntungan anda bisa lebih besar, karena telur tidak perlu beli.

Jika anda ingin keuntungan yang lebih besar lagi anda bisa menetaskan telur ayam atau sejenisnya yang kualitasnya bibit unggul. Seperti ayam Bangkok, ayam cemani, ayam arab, ayam bekisar dll. Semua kalau induknya unggulan pasti harga anaknya pun jadi lebih mahal dari pada harga ayam yang biasa.

Kalau sudah mendapatkan bibit unggul, tinggal diambil telurnya untuk ditetaskan dan untungnya bisa 100 % bahkan lebih. Contohnya berapa harga ayam bekisar yang kualitasnya bagus? Harganya bisa sampai Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah). Jadi harga anaknya berapa? ya silahkan ditafsir sendiri berapa kira-kira. Informasi ini telah saya dapatkan dari media televisi yang mendatangi peternaknya langsung. Dan memang harganya mahal untuk ayam bekisar yang kualitasnya bagus. Pesan saya, jadilah peternak yang cerdik dan terus belajar karena masih banyak peluang ternak yang masih menguntungkan lagi selain topic kali ini.


Usaha ini kalau anda benar-benar ahli, akan sangat mudah dalam memasarkannya. Karena anda akan dicari customer kalau anda ahli. Bukan anda yang mencari customer. Percayalah semua bidang itu bagus asal anda ahli dan mau menganalisanya untuk kemajuan anda sendiri. Dan nantinya bisa bermanfaat juga untuk orang banyak.


Memulai Penetasan

Sebelum memulai atau bahkan sebelum berfikir untuk menetaskan telur, kita harus terlebih dahulu mengenal dengan baik incubator atau mesin tetas yang akan dipakai dalam mengerjakan penetasan telur dan persyaratan lainnya seperti :

A.    Pilihlah lokasi yang cukup luas dlm ruangan dengan tidak terkena panas matahari secara langsung dan tidak terkena angin yang dapat menyebabkan perubahan suhu.

B.     Sanitasi adalah hal yang paling penting. Bersihkan incubator dengan campuran larutan Desoderm campur air atau chlorox bleach campur air atau Lysol campur air untuk men-suci hamakan (sterilisasi) incubator.

C.      Mencoba beberapa jam dengan memperhatikan karakteristik dan fungsi dari masing masing peralatan pada incubator adalah hal yang harus dikerjakan. Yang pasti, apapun macam incubator yang dipakai pasti memerlukan kalibrasi sesuai standart yang diperlukan untuk digunakan

Kalibrasi :

Kalibrasi untuk mesin penetas telur (incubator) pada prinsipnya adalah mengadakan pengetesan sebelum incubator tersebut siap dipakai. Dengan demikian maka pengenalan akan karakteristik mesin dan fungsi dari masing masing alatnya dapat dipahami dengan baik. Sehingga bila ada permasalahan yang terjadi dikemudian hari akan mudah dicari penyelesaiannya disamping hal ini akan meningkatkan keberhasilan dalam penetasan yang menjadi tujuan utamanya. Jika incubator telah terlebih dahulu dibersihan, disuci hamakan atau di desinfektan dan terakhir di kalibrasi terhadap temperatur dan kelembaban udara maka incubator telah siap diuji coba atau dipakai.

Bila hari pertama memasukkan telur kedalam incubator adalah hari sabtu sebagai contoh, karena tentunya mudah bagi kita yang bekerja untuk mengamati perubahan suhu dan kelembaban udaranya sepanjang akhir pekan yaitu sabtu dan minggu. Maka kita juga dapat mengharapkan bahwa penetasan akan terjadi pada hari sabtu juga pada 3 minggu (21 hari) setelahnya.

Kemudian haruslah dibuatkan sebuah catatan mengenai semua kegiatan mengenai waktu memasukkan telur (tanggal dan jam) serta jumlah telurnya dapat dimasukkan, kemudian waktu menetas dan –3 hari sebelum penetasan termasuk prosentasi hasil penetesan. Tabel terebut juga haruis dilengkapi dengan catatan pemutaran telur minimal 3 kali sehari atau sebaiknya 5 kali sehari dengan waktu pemutaran dapat ditentukan sendiri dan sebagai contoh: jam 06.00, 10.00, 14.00, 18.00 dan 22.00.


PENETASAN TELUR

Ada 5 poin utama yang harus diperhatikan dalam penetasan telur yaitu :

1. Suhu (Temperatur)

2. Kelembaban Udara (Humidity)

3. Ventilasi (Ventilation)

4. Pemutaran Telur (Egg Turning)

5. Kebersihan (Cleanliness).

Tata Cara Sebelum memulai :

A.   Cuci tangan anda sebelum mulai dengan penanganan telur. Ingat kebersihan dan sanitasi yang baik sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan penetasan telur.

B.   Operasikan incubator selama beberapa jam atau semalaman sampai anda yakin akan kestabilan incubator yang akan dipergunakan.

C.   Jika telur telur tetas yang akan dipergunakan sebelumnya disimpan pada tempat yang dingin maka telur telur tersebut harus dikeluarkan dan di angin-angin atau dibiarkan pada suhu kamar sampai telur-telur tersebut mempunyai suhu yang sama dengan suhu ruangan. Hal ini untuk mencegah kerusakan pada telur itu sendiri dan mempengaruhi pembacaan temperatur dalam incubator akibat terganggunya kestabilan incubator sebagai akibat perbedaan suhu yang mencolok.

D.   Bila telur dimasukkan dalam incubator  maka beri tanda terlebih dahulu pada permukaan kulit telur dengan pinsil Tanda "O" pada satu sisi dan pada sisi lainnya dengan Tanda "X". Hal ini penting untuk penandaan dalam proses pemutaran telur nantinya. Telur setidaknya diputar minimal 3X atau sebaiknya 5X seperti penjelasan diatas. Dibuatnya angka ganjil dalam banyaknya jumlah pemutaran dimaksudkan agar pada satu malam dan malam lainnya salah satu sisi akan mengalami waktu yang sama. Misal malam ini bagian atas tanda “O” maka besok malam tentunya akan menjadi “X”.

E.  Tidak ada masalah bila telur telur tersebut saling bersentuhan dalam tray penetasan sepanjang pemutaran dan pemindahan telur dari satu bagian ke bagian lainnya tetap dilakukan. Hal ini mempunyai kepentingan untuk meratakan suhu pada seluruh bagian dari telur tetas dan sebagai koreksi terhadap suhu karena faktor letak telur dalam mesin penetas telur (incubator).

SUHU (TEMPERATURE) 

A.   Suhu atau temperatur yang diukur dengan Termometer memegang peranan yang sangat penting dalam penetasan telur karena hal ini berhubungan dengan faktor perkembangan embrio didalam telur

B.   Suhu optimum dalam incubator adalah 101-102oF atau 37-38 0C

C.   Termometer harus diletakkan 2,5 cm (1 inch) diatas wire mesh (tray) incubator atau setara dengan tinggi telur jika diletakkan mendatar.

Hal yang harus diwaspadai terhadap ketidak normalan temperatur:

1. Temperatur Terlalu Tinggi:

Embrio ayam yang masih muda sangat mudah terpengaruh dengan temperatur yang tinggi. Pengoperasian incubator dengan temperatur setinggi 105oF untuk  30 menit akan mempunyai efek yang mematikan pada embrio ayam.

Bila embrio tidak mati maka suhu yang tinggi tersebut dapat menyebabkan masalah di syaraf, hati, masalah di peredaran darah, ginjal atau cacat pada kaki, kebutaan dan persoalan lainnya yang menjadilkan anak ayam cacat, lemah dan kemudian mati.

2. Temperatur Terlalu Rendah:

Temperatur yang sedikit lebih rendah untuk periode waktu yang tidak terlalu lama tidak terlalu mempengaruhi dalam embrio kecuali memperlambat perkembangannya untuk embrio muda. Hal yang sedikit berbeda jika hal ini terjadi pada embrio yang lebih tua karena pengaruhnya akan sedikit berkurang.

Jika temperatur lebih rendah dari yang di syaratkan untuk waktu yang agak lama maka hal ini akan mempengaruhi embrio dalam hal perkembangan organ-organnya yang berkembang tidak secara proporsional. Jika hal ini terus terjadi maka akan menyebabkan gangguan pada hati, peredaran darah, jantung atau perkembangan yang lambat kalaupun menetas nantinya.

KELEMBABAN UDARA (HUMIDITY)

Kelembaban udara (Humidity) adalah penting karena hal ini untuk menjaga telur dari kehilangan terlalu banyak atau terlalu sedikit kelembabannya selama proses penetasan telur.  Kelambaban relative 55-60% untuk 18 hari penetasan telur dan  65-70% untuk 3 hari terakhir.

A.   Kelembaban diperoleh dari nampan yang berisi air, atau sponse yang basah dan sejenisnya yang diletakkan dibagian bawah atau dibagian atas tergantung tipe incubator dan settingnya. Tingkat kelembaban udara tergantung dari banyaknya / lebar permukaan air yang ter-expose atau dipengaruhi oleh system incubator itu. Semakin lebar luas permukaannya tentunya semakin tinggi kelembaban yang didapat atau sebaliknya. Dalam beberapa kasus, missal udara terlalu kering, kadang diperlukan menambahkan sponse (busa) pada nampan. Hal ini cukup untuk membantu menaikkan kelembaban udara seperti yang disyaratkan dalam penetasan telur. Bila terjadi hal kelembaban terlalu tinggi malah diharuskan memperkecil nampan, mengurangi luas permukaannya (misal ditutup dengan aluminium foil) atau malah mengeluarkan nampan air dari incubator. Keadaan seperti ini malah sering kami lakukan di tempat kami terutama pada saat musim hujan

B.  Dianjurkan untuk tidak atau sesedikit mungkin membuka tutup incubator selama penetasan telur. Hal ini disebabkan karena kelembaban udara akan cepat hilang dengan dibukanya pintu incubator. Bila ini terjadi maka dianjurkan untuk menambahkan air hangat pada nampan agar lebih cepat menguap dan mencapai titik kelembaban yang diperlukan

C.  Meneropong telur juga diperlukan dalam melihat dan mengukur perkembangan embrio dan tingkat kehilangan kadar air di dalam telur. Peneropongan sebaiknya dilakukan pada hari ke 7,14 dan 18. Teropong telor dapat dengan mudah dibuat sendiri dengan bahan bahan yang sederhana sejauh cukup sinar yang dihasilkan untuk melihat / menembus kulit telur dan mengintip dalamnya.

D.  Setelah hari ke 19, sedikit kondensasi diatas incubator masih diijinkan atau lebih akuratnya kami menyarankan untuk mengukurnya dengan menggunakan hygrometer. Karena keberadaan alat ini cukup vital dalam kesuksesan penetas telur.

Pada hari ke 19,20 dan 21 atau 3 hari terakhir penetasan, TIDAK DIANJURKAN untuk membuka atau memutar telur. Hal yang diperlukan adalah menjaga temperatur dan tentunya kelembaban udara pada posisi 65% - 70%. Jika kelembaban udara tidak dijaga, hal ini dapat menyebabkan embrio telur terperangkap didalam dan tidak bisa memecah kulit telur dan mati. Pemutaran telur jika dilakukan dapat menyebabkan kehilangan posisi tetas (malposition) dan hal ini juga menjadikan telur gagal menetas. 

Persiapan mesin tetas

§  Fumigasi mesin tetas telah dilakukan satu hari sebelum mesin dipakai meskipun mesin tersebut baru dibeli

§  Hubungkan mesin tetas dengan catu daya listrik dan tunggu sampai suhu mencapai kestabilan pada suhu 37-38°C. Pemanasan mesin tetas dilakukan minimal 3 jam sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin tetas

§  Cek dengan seksama cara kerja thermostat, pitingan lampu dan yang lainnya

§  Sediakan cadangan bola lampu (dop)

Setelah segala sesuatunya telah siap maka saatlah kita masuk ke tahap proses penetasan telur yang sebenarnya.  Adapun urutan kerja selama proses penetasan telur itik adalah sebagai berikut :

Hari ke-1

§  Masukkan telur ke dalam mesin tetas dengan posisi miring atau tegak (bagian tumpul di atas). Telur bisa langsung begitu saja dimasukkan ke dalam mesin atau melalui proses prewarming terlebih dahulu yaitu dibilas secra merata dengan air hangat.

§  Ventilasi ditutup rapat

§  Kontrol suhu (38°C)

Hari ke-2

§  Ventilasi dibiarkan tertutup sampai hari ke-3

§  Kontrol suhu (38°C)

Hari ke-3

§  Pembalikan telur harian bisa dimulai pada hari ini atau masuk hari hari ke-4. Disarankan pembalikan telur minimal 3x dalam sehari-semalam (jika memungkinkan dipakai rentang waktu setiap 8 jam. Misalkan pagi pukul 05.00, siang pukul 13.00, dan malam pukul 21.00.

§  Bersamaan dengan itu bisa dilakukan peneropongan telur kalau sudah memungkinkan karena ketelitian seseorang berbeda-beda. Telur yang berembrio ditandakan dengan bintik hitam seperti mata yang ikut bergoyang ketika telur digerakkan dan disekitarnya ada serabut-serabut kecil. Kalau telur tidak menandakan tersebut dikeluarkan saja dam masih layak untuk dikonsumsi. Peneropongan telur dilaukan ditempat yang gelap agar bayangan telur nampak lebih jelas.

§  Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.

Hari ke-4

§  Pembalikan telur harian sesuai jadwal hari ke-3

§  Lubang ventilasi mulai dibuka ¼ bagian

§  Kontrol suhu (38°C)

Hari ke-5

§  Pembalikan telur harian

§  Ventilasi dibuka ½ bagian

§  Kontrol suhu (38°C)

Hari ke-6

§  Pembalikan telur harian

§  Ventilasi dibuka ¾ bagian

§  Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.

Hari ke-7

§  Pembalikan telur harian

§  Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui perkembangan embrio (hidup atau mati). Embrio mati mati ditandakan dengan bercak darah atau lapisan darah pada salah satu sisi kerabang telur sedang embrio yang berkembang serabut yang menyerupai sarang laba-laba semakin jelas

§  Ventilasi dibuka seluruhnya

Hari ke-8 sampai ke-13

§  Pembalikan telur harian

§  Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.

Hari ke-14

§  Pembalikan telur harian

§  Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui embrio yang tetap hidup atau sudah mati. Telur fertile membentuk gambaran mulai gelap dengan rongga udara yang terlihat jelas

1.       Hari ke 15 sampai ke-18

2.       Pembalikan telur harian

3.       Kontrol suhu dinaikkan sedikit (38,5-39°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.

4.       hari ke 19 - 21

Tdk perlu dibalik lagi

Naikan suhu menjadi 39-40  0C

Hari ke 20-21 telur sdh mulai menetas,

biarkan anak ayam yg baru menetas sampai badanya kering keseluruhanya.

Pindahkan anak ayam kedalam Box yg diberi penerangan dan panas secukupnya.bila badanya sdh kering keseluruhan, dan keluarkan sisa kulit telur dari ruang incubator.

Selamat Mencoba .

Tidak ada komentar: